Pages

Wednesday, March 20, 2013

KONSEP PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK USIA SEKOLAH MENENGAH / REMAJA


A.           Pengertian dan Karakteristik Penyesuaian Diri
1.        Pengertian Penyesuaian Diri
Kemampuan penyesuaian diri yang sehat terhadap lingkungan merupakan salah satu prasarat yang penting bagi terciptanya kesehatan jiwa atau mental individu. Banyak individu yang menderita dan tidak mampu mencapai kebahagiaan dalam hidupnya, karena ketidak mampuannya dalam menyesuaian diri baik dengan kehidupan keluarga sekolah pekerjaan, maupun masyarakat pada umumnya.
Tidak sedikit orang-orang yang mengalami stres akibat kegagalan mereka untuk melakukan penyesuaian diri dengan kondisi lingkungan yang ada dan komplek.
Kondisi fisik, mental, dan emosional dipengaruhi dan diarahkan oleh faktor-faktor lingkungan yang kemungkinan akan berkembang ke proses penyesuaian yang baik atau tidak baik. Sejak lahir sampai meninggal seorang individu merupakan organisme yang bergerak aktif dan dinamis. Ia aktif dengan tujuan dan aktifitas-aktifitasnya yang ber-kesinambungan. Ia berusaha memuaskan kebutuhan-kebutuhan jasmani dan rohaninya.
Pengertian penyesuaian diri (adaptasi) berasal dari pengertian yang didasarkan pada ilmu biologi, yang dikemukakan oleh Charles Darwin pada teori evolusinya.”Genetik Changes can Improve ability of organisms to survive, reproduce, and an animal, raise offspring, this process is called adaptation”. Artinya, tingkah laku manusia dapat dipandang sebagai reaksi terhadap berbagai tuntutan dan tekanan lingkungan tempat ia hidup, seperti cuaca dan berbagai unsur alamiah lainnya.
Menurut Davidov, “Suatu proses untuk mencari titik temu antara kondisi diri dan tuntutan lingkungan sekitarnya”.
Jadi penyesuaian diri merupakan suatu proses alamiah dan dinamis yang bertujuan mengubah perilaku individu agar terjadi hubungan yang lebih sesuai dengan kondisi lingkungannya, penyesuaian diri dapat diartikan sebagai berikut :
a.    Penyesuaian diri yang berarti adaptasi dapat mempertahankan eksistensi, atau bisa dibilang “survive” dan memperoleh kesejahteraan jasmani dan rohani, dan dapat mengadakan relasi atau hubungan yang memuaskan dengan tuntutan lingkungan sosial.
b.    Penyesuaian diri dapat pula diartikan sebagai konformitas yang berarti menyesuaikan sesuatu dengan standar atau prinsip yang berlaku umum.
c.    Penyesuaian diri dapat diartikan sebagai penguasaan, yaitu memiliki kemampuan untuk membuat rencana dan juga mengorganisasi respons-respons sedemikian rupa, sehingga bisa mengatasi segala macam konflik, kesulitan, dan frustasi-frustasi secara efektif. Individu memiliki kemampuan menghadapi realitas hidup dengan cara yang kuat atau memenuhi syarat.
d.   Penyesuaian diri sebagai penguasaan dan kematangan emosional. Kematangan emosional berarti memiliki respons emosional yang sehat dan tepat pada setiap persoalan dan situasi.

Dengan demikian penyesuaian diri merupakan suatau proses alamiah dan dinamis yang bertujuan mengubah perilaku individu agar terjadi hubungan yang lebih sesuai dengan kondisi lingkungannya.

2.        Karakteristik Penyesuaian Diri
Dalam kenyataan tidak selamanya individu akan berhasil dalam melakukan penyesuaian diri. Hal itu disebabkan adanya rintangan ada hambatan atau hambatan tertentu yang menyebabkan ia tidak mampu melakukan penyesuaian diri secara optimal. Rintangan-rintangan itu dapat bersumber dari dalam dirinya (keterbatasan) atau mungkin dari luar dirinya. Untuk lebih jelasnya, berikut akan diuraikan karakteristik penyesuaian diri yang positif dan yang salah.
a.         Penyesuaian diri yang positif
Individu yang tergolong mampu melakukan penyesuaian diri secara positif ditandai hal-hal sebagai berikut:
1.      Tidak menunjukkan adanya ketegangan emosional yang berlebihan,
2.      Tidak menunjukkan adanya mekanisme pertahanan yang salah,
3.      Tidak menunjukkan adanya frustasi pribadi,
4.      Memilki pertimbangan yang rasional dalam pengarahan diri,
5.      Mampu belajar dari pengalaman,
6.      Bersikap realistik dan objektif,
Dalam penyesuaian diri secara positif, individu akan melakukan berbagai bentuk berikut ini;
-            Penyesuaian diri dalam mengahadapi masalah secara langsung
-            Penyesuaian diri dengan melakukan penjelajahan atau explorer
-            Penyesuaian diri dengan trial and error
-            Penyesuaian dengan subtitusi atau mencari pengganti
-            Penyesuaian diri dengan belajar
-            Penyesuaian diri dengan pengendalian diri
-            Penyesuaian diri dengan perencanaan yang cermat


b.         Penyesuaian Diri yang Salah
Akibat daripada tidak berhasilnya penyesuaian diri secara positif maka akan timbul pribadi yang salah dalam menyesuaikan diri. Pribadi tersebut ditandai dengan adnya sikap yang serba salah, tidak terarah, emosional, sikap yang tidak realistik, membabi buta, dan sebagainya. Ada tiga bentuk reaksi dalam penyesuaian yang salah, yaitu reaksi bertahan, reaksi menyerang, dan reaksi melarikan diri.
1.        Reaksi Bertahan (defence reaction)
Individu berusaha untuk mempertahankan dirinya dengan seolah-olah ia tidak sedang menghadapi kegagalan. Ia akan berusaha menunjukkan bahwa dirinya tidak mengalami kesulitan. Berikut reaksi-reaksi yang terjadi :  
-  Rasionalisasi, mencari kebenaran atas tindakannya yang salah
-  Represi, melupakan perasaan atau pengalaman yang pahit
-  Proyeksi, menyalahkan kegagalannya kepada orang lain
-  Sour grapes (anggur kecut), membalikkan fakta dengan kebenarannya dia sendiri
2.        Reaksi Menyerang (aggressive reaction)
Individu yang salah penyesuaian akan menunjukkan sikap dan perilaku yang bersifat menyerang atau konfrontasi untuk menutupi kekurangan atau kegagalannya. Ia tidak mau menyadari kegagalannya atau tidak mau menerima kenyataan. Reaksi-reaksinya antara lain:
-  selalu membenarkan diri sendiri,
-  selalu ingin berkuasa dalam setiap situasi,
-  merasa senang bila mengganggu orang lain,
-  bersikap menyerang dan merusak, dan sebagainya.
3.        Reaksi Melarikan Diri (escape reaction)
Dalam reaksi ini, individu akan melarikan diri dari situasi yang menimbulkan konflik atau kegagalannya. Reaksinya tampak sebagai berikut:
-  Suka berfantasi untuk memuaskan keinginan yang tidak tercapai dengan bentuk angan-angan.
-  Banyak tidur, suka minuman keras, bunuh diri, atau menjadi pecandu narkoba.
-  Regresi, yaitu kembali pada tingkah laku kekanak-kanakan.
B.            Proses dan Aspek-Aspek Penyesuaian Diri
1.        Proses Penyesuaian Diri
Penyesuaian diri adalah proses bagaimana individu mencapai keseimbangan diri dalam memenuhi kebutuhan sesuai dengan lingkungan. Seperti kita ketahui bahwa penyesuaian yang sempurna tidak akan pernah tercapai. Penyesuaian lebih bersifat suatau proses psikologi sepanjang hayat. (live Long Process) Dan manusia terus menerus akan berupaya menemukan dan mengatasi tekanan dan tantangan hidup guna mencapai pribadi yang sehat. Pada dasarnya penyesuaian diri melibatkan individu dengan lingkungannya. Beberapa faktor lingkungan yang dianggap dapat menciptakan penyesuaian diri yang cukup sehat bagi remaja adalah sebagai berikut;
a.         Lingkungan Keluarga yang Harmonis
Apabila dibesarkan dilingkungan keluarga yang harmonis yang di dalamnya terdapat cinta kasih, respect, toleransi, dan rasa aman. Seorang anak akan dapat penyesuaian diri secara sehat dan baik. Rasa dekat dengan keluarga merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi perkembangan jiwa seorang anak. Dalam kenyataannya banyak orang tua mengetahui hal ini tetapi mereka mengabaikannya dengan alasan mencari penghasilan yang besar untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga dan menjamin masa depan anak.
b.         Lingkungan Teman Sebaya
Menjalin hubungan yang erat yang harmonis dengan teman sebaya sangatlah penting pada masa remaja. Suatau hal yang sulit bagi remaja menjauh dari dan dijauhi oleh temannya. Remaja mencurahkan kepada teman-temannya apa yang tersimpan di hatinya, dari angan-angan, pemikiran, dan perasaan-perasaannya. Ia mengungkapkan kepada teman sebayanya yang akrab secara bebas dan terbuka tentang rencana, cita-cita, dan kesulitan-kesulitan hidupnya.
c.         Lingkungan sekolah
Sekolah mempunyai tugas yang tidak hanya terbatas pada masalah pengetahuan dan informasi saja, tetapi juga mencakup tanggung jawab moral dan sosial secara luas dan komplek. Demikian pula guru tugasnya tidak hanya mengajar saja tetapi juga berperan sebagai pendidik, pembimbing, dan pelatih bagi murid-muridnya. Pendidikan modern menuntut guru untuk mengamati perkembangan penyesuaian diri pada murid-muridnya serta mampu menyusun sistem pendidikan yang sesuai dengan perkembangan tersebut



2.        Aspek-Aspek Penyesuaian Diri
Pada dasarnya penyesuaian diri memiliki dua aspek yaitu, penyesuaian diri pribadi dan penyesuaian diri sosial.
a.         Penyesuaian Pribadi
Penyesuaian pribadi adalah kemampuan seorang untuk menerima diri demi tercapainya hubungan yang harmonis antara dirinya dan lingkungan sekitarnya. Ia menyatakan sepenuhnya siapa dirinya sebenarnya, apa kelebihan dan kekurangannya dan mampu bertindak objektif sesuai dengan kondisi dan potensi dirinya. Keberhasilan penyesuaian diri pribadi ditandai oleh tidak adanya rasa benci, tidak ada keinginan untuk lari dari kenyataan, atau tidak percaya pada potensi dirinya. Sebaliknya, kegagalan penyesuaian pribadi ditandai oleh adanya keguncangan dan emosi, kecemasan, pribadi, ketidakpuasan, dan keluhan terhadap nasib yang dialaminya. Sebagai akibatnya adanya jarak pemisah antara kemampuan individu dan tuntutan yang diharapkan oleh linkungannya.
b.         Penyesuaian Sosial
Dalam kehidupan di masyarakat terjadi proses saling mempengaruhi satu sama lain yang terus menerus dan silih berganti. Dari proses tersebut timbul suatu pola kebudayaan dan pola tingkah laku yang sesuai dengan aturan hukum adat-istiadat, nilai, dan norma sosial yang  berlaku di dalam masyarakat. Proses ini dikenal dengan istilah proses penyesuaian sosial. Penyesuaian  sosial terjadi dalam lingkup hubungan sosial ditempat individu itu hidup dan berinteraksi dengan orang lain. Hubungan-hubungan sosial tersebut mencakup hubungan dengan anggota keluarga, masyarakat sekolah, teman sebaya, atau anggota masyarakat luas secara umum. Apa yang diserap yang dipelajari individu dalam proses interaksi dengan masyarakat masih belum cukup untuk menyempurnakan penyesuaian sosial yang memungkinkan individu untuk mencapai penyesuaian pribadi dan sosial sangat baik. Proses berikutnya yang harus dilakukan individu dalam penyesuaian sosial adalah kemauan untuk mematuhi nilai dan norma sosial yang berlaku dalam masyarakat. Setiap kelompok atau suku bangsa memiliki sistem nilai yang berbeda-beda. Dalam proses penyesuaian sosial, individu berkenalan dengan nilai dan norma sosial yang berbeda-beda lalu berusaha untuk mematuhinya, sehingga menjadi bagian dan membentuk kepribadiannya. Seperti yang dikatakan oleh Sigmud Freud bahwa hati nurani atau super ego, akan berusaha mengendalikan kehidupan individu dari segi penerimaan dan kerelaannya terhadap beberapa pola perilaku yang disukai dan diterima oleh masyarakat serta menolak dan menjauhi hal-hal yang tidak diterima oleh masyarakat.





C.           Implikasi Penyesuaian Diri Peserta Didik
Lingkungan sekolah mempunyai pengaruh yang besar terhadap perkembangan jiwa remaja. Selain mengemban fungsi pengajaran, sekolah juga mengemban fungsi pendidikan (transformasi nilai dan norma sosial).
Upaya yang dapat dilakukan untuk memperlancar proses penyesuaian diri remaja di sekolah adalah sebagai berikut :
1.      Menciptakan situasi sekolah yang dapat menimbulkan rasa betah bagi siswa, baik secara sosial, fisik maupun akademis.
2.      Menciptakan suasana belajar mengajar yang menyenangkan bagi siswa
3.      Berusaha memahami siswa secara menyeluruh, baik prestasi belajar, sosial, maupun aspek pribadinya.
4.      Menggunakan metode dan alat mengajar yang mendorong gairah belajar.
5.      Menciptakan ruangan kelas yang memenuhi syarat kesehatan
6.      Menggunakan prosedur evaluasi yang dapat memperbesar motivasi belajar.
7.      Adanya keteladanan dari para guru dalam segala aspek pendidikan
8.      Mendapatkan kerja sama dan saling pengertian dari para guru dalam menjalankan kegiatan pendidikan
9.      Melaksanakan program bimbingan dan penyuluhan yang sebaik-baiknya.
10.  Membuat tata tertib sekolah yang jelas dan dipahami siswa.

No comments:

Post a Comment